Jumat, 29 Oktober 2010

Insiden Belanda DI Hotel Yamato

Pada hari Rabu tanggal 19 September 1945 saat Sekutu dan Belanda yang tergabung dalam Mastiff Carbolic beroperasi di Surabaya dan mengunjungi Markas Besar Tentara Jepang yang berkedudukan di Surabaya. Mastiff Carbolic merupakan salah satu organisasi Anglo Dutch Country Saction (ADCS) yang bergerak di bidang spionase dengan kedok Petugas/Organisasi Palang Merah Internasional. Pada saat yang sama beberapa orang Belanda yang tergabung dalam Komite Kontak Sosial mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) pada tiang bendera sebelah kanan (utara) gapura hotel Yamato (Orange/Majapahit sekarang). Hal ini dinilai oleh para pejuang dan arek-arek Suroboyo sebagai tindakan sangat sombong dan tidak simpatik dari orang-orang Belanda. Pengibaran bendera Belanda itu dianggap sebagai lambang akan ditegakkannya kembali kekuasaan pemerintah kolonial Belanda di Surabaya.

Resimen Sudirman mengunjungi hotel Yamato dan memerintahkan dengan tegas kepada komite perwakilan Sekutu untuk segera menurunkan bendera Belanda tersebut. Tetapi perintah ini tidak diindahkan bahkan resimen Sudirman ditodong dengan pistol revolver oleh seorang pemuda Belanda. Hal ini memicu perkelahian massal yang tidak seimbang antara 20 orang Sekutu dan Belanda berhadapan dengan arek-arek Suroboyo yang berasal dari Genteng, Embong Malang, Praban dan sekitarnya.

Akhirnya beberapa orang pemuda berhasil mendekati dan memanjat dinding dan puncak gapura hotel kemudian berhasil menurunkan bendera Belanda. Mereka menyobek bagian birunya serta menaikkan kembali bendera merah-putih diiringi pekikan “Merdeka, Merdeka, Merdeka” yang disambut gembira oleh rakyat yang berkerumun di bawah tiang bendera dan berada di depan hotel Yamato.

Dalam peristiwa ini gugur arek Suroboyo yaitu Mulyadi, Hariono, Mulyono sedangkan pihak Belanda yang gugur adalah Mr Ploegman yang terbunuh oleh amukan massa dan ditusuk dengan senjata tajam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar