Senin, 15 November 2010

DOWNLOAD SOFTWARE


SOFTWARE

 WINRAR




 OPERA MINI



PLEASE WAIT...........

Minggu, 31 Oktober 2010

Download lagu by: stara3

Download lagu by: stara3.blogspot.com

kamu dapat mendownload lagu mp3 kesukaanmu disini..........

DOWNLOAD MP3 NOW...... 

The Virgin - Demi Nama Cinta




Rafflesia - Pembohong






Hijau Daun - Setiap Detik

 




Astrid - Tentang Rasa





Mulan Jameela - Cinta Mati 3




Dunia - Pasti_Berputar





ST12 - Setiaku





Alexandria - Cinta Sempurna






T2-kupunya pacar



 
 
 
Justin Bieber-Eenie Meenie


 
 
 
Drive-katakanlah






Cinta Laura-shoot me






The Virgin-cinta setengah mati





SEMOGA KAMU-KAMU SEMUA DAPAT MENDOWNLOADNYA............................

Jumat, 29 Oktober 2010

PERTEMPURAN MEDAN AREA

Pada tanggal 9 Oktober Sekutu yang diboncengi serdadu Belanda dipimpin oleh Brigadir Jendral T E D Kelly mendarat di kota Medan.  Namun pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Westerling sudah berada di Medan.  Untuk menghadapi keadaan yang demikian, para pemuda segera membentuk divisi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Medan
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara tentara Indonesia melawan pasukan Belanda yang merupakan awal pertempuran Medan Area.  Pertempuran in terus berkobar di seluruh kota Medan.  Oleh kerena itu pada tanggal 18 Oktober 1945 tentara Sekutu mengeluarkan maklumat (pengumuman) untuk melarang rakyat membawa senjata dan semua senjata harus diserahkan kepada Sekutu. 
Tentara Sekutu juga menetapkan secara sepihak batas-batas kekuasaan, sehingga menyebabkan kemarahan rakyat Medan.  Ahmad Tahir seorang bekas perwira tentara sukarela (Giyugun) membentuk barisan Pemuda Indonesia untuk merebut tempat-tempat strategis dan mengambil alih pemerintahan.
Puncak pertempuran Medan Area terjadi pada tanggal 10 Desember 1945.  Pasukan Sekutu mengerahkan semua kekuatan militer untuk menggempur kota Medan.  Para pemuda berjuang melawan pihak Sekutu.  Pertempuran ini menelan banyak korban di kedua belah pihak.

PERTEMPURAN AMBARAWA

Pada tanggal 20 Oktober 1945 tentara Sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jendral Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan Jepang yang berada di Jawa Tengah.  Kedatangan sekutu ini diboncengi NICA.  Mulanya kedatangan Sekutu disambut baik, bahkan gubernur Jawa Tengah Mr Wongsonegoro menyepakati untuk menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu.  Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Namun ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan, tentara Belanda justru mempersenjatai mereka sehingga menimbulkan amarah pihak Indonesia.  Insiden bersenjata timbul di kota Magelang, hingga terjadi pertempuran.  Di Magelang tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang melucuti Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan membuat kekacauan.
TKR resimen Magelang pimpian M Sarbini membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala penjuru.  Namun Sekutu berhasil diselamatkan dari kehancuran berkat campur tangan presiden Sukarno yang menenangkan suasana.  Kemudian pasukan Sekutu secara dian-diam meninggalkan kota Magelang menuju benteng Ambarawa.  Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letnan Kolonel M Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap Sekutu.  Gerakan mundur tentara Sekutu tertahan di desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan Ono Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh, dan Surakarta.
Tentara Sekutu kembali dihadang di Ngipik.  Tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa disekitar Ambarawa.  Tetapi pasukan Indonesia dibawah pimpinan Letnan Kolonel Isdiman berusaha membebaskan kedua desa tersebut.  Pada pertempuran ini Letnan Kolonel Isdiman gugur.
Gugurnya Letkol Isdiman, membuat Komandan divisi V Banyumas Sudirman merasa kehilangan perwira terbaiknya sehingga ia langsung turun ke lapangan dan memimpin pertempuran.  Kehadiran Kolonel Sudirman memberikan semangat baru kepada pasukan RI.  Pengepungan terhadap musuh semakin ketat.  Siasat yang diterapkan adalah serangan mendadak secara serentak di semua sektor. 
Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak dengan pasukan Sekutu yang bertahan di kompleks gereja dan pekuburan Belanda di jalan Margo Agung.  Tentara Sekutu mengerahkan tawanan-tawanan Jepang untuk menyusup dari arah belakang, karena itu pasukan Indonesia pindah ke Bedono.  Pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Sudirman mengadakan rapat dengan komandan sektor TKR dan Laskar. 
Pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 04.30 pagi,  serangan mulai dilancarkan.  Pertempuran berkobar di Ambarawa.  Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR.  Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit, Kolonel Sudirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik pengepungan rangkap sehingga musuh benar-benar terkurung.  Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
Untuk memperingati pertempuran itu, maka di kota Ambarawa didirikan Monumen Palagan Ambarawa.


PERTEMPURAN LIMA HARI DI SEMARANG

Pada tanggal 14 Oktober 1945 pemuda-pemuda Semarang bergerak merebut gedung-gedung yang diduduki oleh tentara Jepang khususnya di daerah Candi Baru.  Keesokan harinya komandan tentara Jepang Mayor Jenderal Nakamura dengan pasukannya yang berkekuatan + 1.500 orang dari Jatingaleh bergerak menyerang kota Semarang dari tiga jurusan.  Mereka menangkap para pemuda yang bergabung dalam BKR, Polisi Istimewa, Angkatan Muda dan lain-lain, hingga pecah pertempuran hebat di dalam kota, antara lain di Kantor Besar Jawatan Kereta Api, Gedung Kempetei, Bojong, Bulu, dan Pendirikan.  Pihak Jepang berhasil menguasai kota.  Beberapa kampung dibakar.   Gubernur Jawa Tengah ditawan dan dipaksa untuk menyatakan penghentian pertempuran.  Penghentian pertempuran dipercepat dengan datangnya pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jendral Bethel pada tanggal 19 Oktober 1945, yang langsung dilucuti Jepang.  Salah satu pertempuran terjadi di sekitar hotel Du Pavilion (sekarang hotel Dibya Puri) yang dipertahankan mati-matian oleh para pemuda dan BKR.